Sabtu, 25 Oktober 2008

Koruptor Vs Para Dermawan

Salam hangat buat para pembaca sekalian. Tentunya bukan sesuatu hal yang baru untuk didengar oleh telinga kita, bahkan sudah sangat familier mendengung tentang kata "KORUPTOR". Tetapi pernahkan terbersit di dalam benak kita akan kehadiran para dermawan di sekitar kita? Ataukah justru kita sendiri sebagai seorang dermawan? (menurut ukuran kita, jangan riya'). Tuhan itu memang Maha Adil, di tengah merajalelanya penyakit yang bisa dibilang lebih parah atau sebagai endemik di hati para pemegang amanat rakyat ini, ternyata Dia masih menghadirkan para Dermawan untuk mengulurkan tangannya kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan mereka. Apapun motivasi mereka, nyatanya kehadiran mereka benar-benar memberikan percikan air kesejukan bagi hati yang mengalami kegersangan yang berkepanjangan. Kehadiran para dermawan ini sebenarnya memang cukup banyak, namun nilai materi yang mereka sumbangkan ternyata masih belum mampu menandingi nilai nominal yang sudah dicuri para pejabat belasan bahkan puluhan tahun menduduki kursi pemerintahan. Yang sangat terasa adalah di jaman era orde baru.

Nah, yang pertanyaan kita sekarang adalah, bagaimanakah dengan mental para anggota dewan di masa mendatang? akankah tetap demikian seperti sebelumnya? Yang labih parah lagi sebenarnya adalah jika mental koruptor ini sudah mewabah hingga tingkat Desa. What? Tetap saja yang namanya Dermawan tersebut tidak bisa mengimbangi jumlah koruptor, apalagi nilai rupiah yang telah raib dari kantong APBD sampai APBN. Lantas, akankah kehadiran para Dermawan ini akan hilang perannya di tengah kepelikan masyarakat dalam memberikan kepercayaannya kepada PEmerintah?

Tidak ada komentar: